Antara GIIAS, Scatter Hitam, dan Mahjong Ways 2 di Tangan Chandra

Chandra berdiri di dekat mobil listrik berwarna hijau lemon, dikelilingi kamera ponsel dan sales berdasi ketat. Waktu itu siang belum lewat, tapi udara dalam hall pameran GIIAS sudah terasa penuh. Bau ban baru, brosur mengkilap, suara riuh pengunjung campur musik EDM dari booth sebelah.

GIIAS 2025, katanya lebih ramai dari tahun lalu. Teknologi makin gila. Mobil bisa bicara, jok bisa pijat, ada juga yang bisa jalan sendiri meski si pengemudi lagi makan tahu gejrot di jok belakang. Tapi bagi Chandra, semuanya terlalu cepat. Terlalu licin. Ia jalan pelan. Menepi di dekat mesin kopi. Lalu buka ponsel.

Layar Kecil, Dunia yang Lebih Bisa Dipahami

Di layar itu, Mahjong Ways 2 sudah terbuka. Permainan yang tak pernah ia jelaskan ke siapa-siapa. Istri tidak tahu. Teman kerja mungkin curiga, tapi diam saja. Bukan karena ia malu, lebih karena sulit dijelaskan. Apa serunya lihat ubin-ubin digital berputar di layar sambil nunggu scatter turun?

Chandra sendiri tidak yakin jawabannya apa. Tapi sejak beberapa bulan terakhir, permainan itu seperti jeda. Dunia terlalu cepat, kerjaan terlalu penuh, pameran mobil terlalu ramai. Mahjong jadi tempat untuk melambat.

Hari itu, di tengah pameran otomotif terbesar di negeri ini, scatter hitam tiba-tiba muncul. Tiga sekaligus. Tidak ada efek dramatis. Tidak ada suara meledak. Tapi jantungnya sedikit melonjak. Ia tahu, momen begitu tidak sering datang.

Scatter Hitam Itu Tidak Sekadar Warna

Kalau hanya lihat tampilannya, scatter hitam tidak beda jauh. Tapi mereka yang pernah lihat sendiri tahu bedanya. Ada kesan berat, seperti simbol tua dari tempat jauh. Orang-orang di grup Telegram bahkan pernah debat soal arah munculnya. Dari kiri ke kanan lebih manjur? Atau harus dari tengah?

Chandra tidak percaya teori itu. Tapi ia percaya waktu. Scatter hitam tidak datang kalau dicari. Sama seperti keberuntungan. Atau ide bagus. Atau mantan yang tiba-tiba balas chat jam dua pagi.

Mereka datang saat kita tidak sedang ngotot. Seperti hari itu. Saat Chandra cuma ingin ngopi di pojokan, dikelilingi mobil miliaran. Scatter muncul, lalu layar berubah cepat. Nilai naik. Tidak besar, tapi cukup buat makan malam bertiga di warteg favorit.

Gacor Tidak Bisa Diringkus Rumus

Rahasia gacor, kalau benar ada, mungkin cuma ini: jangan terlalu ambisius. Orang-orang suka cari pola. Main jam 1:13. Pakai hoodie abu-abu. Harus sambil dengerin dangdut koplo. Chandra pernah coba semua. Tidak ada yang benar-benar ampuh.

Kadang memang dapat. Tapi lebih sering tidak. Sampai akhirnya ia sadar, permainan ini bukan soal rumus. Lebih mirip udara: terasa, tapi tak bisa digenggam. Maka ia mulai main tanpa rencana. Saat antre nasi padang. Saat nunggu lift. Bahkan saat istri lagi cerita panjang soal tetangga baru.

Kadang menang, kadang zonk. Tapi ia tidak peduli lagi. Karena semakin ia lepas, semakin sering scatter hitam mampir.

Dunia Mobil, Dunia Mahjong

Pameran berakhir jam sembilan malam. Chandra tidak beli apa-apa. Tapi bawa pulang sesuatu. Bukan brosur. Bukan test drive. Tapi rasa aneh bahwa di antara mobil-mobil pintar dan cahaya LED, layar kecil di tangannya masih bisa kasih kejutan.

Mahjong Ways 2 bukan jawaban dari hidup. Tapi seperti musik pengantar. Ringan. Tidak memaksa. Scatter hitam itu bukan akhir dari permainan, hanya bagian kecil yang bikin detak jantung terasa. Sama seperti lampu sein yang berkedip di mobil mewah. Tidak penting-penting amat. Tapi kalau muncul di saat tepat, rasanya pas.

Chandra pulang naik KRL. Duduk di pojok. Ponsel disimpan. Ia tidak main malam itu. Kadang cukup tahu kapan harus berhenti. Bukan karena kalah. Tapi karena sudah dapat apa yang dicari: momen kecil yang diam-diam membuat hari terasa tidak sia-sia.