Duduk Adem di Ragunan, Scatter Hitam Datang Diam-Diam
Minggu pagi itu panasnya biasa saja. Tipikal Jakarta akhir Mei. Matahari tidak galak, tapi cukup buat bikin dahi basah walau baru jalan dari parkiran ke pintu gerbang Ragunan. Di dalam, suara anak-anak riuh, suara burung saling sahut, aroma jagung bakar bercampur keringat dan angin taman.
Feri datang bareng istri, dua anak, satu termos teh, satu tas berisi nasi uduk, serta satu ponsel yang baterainya sudah 48 persen. Rencana awal sederhana: piknik kecil, biar anak-anak bisa lari-lari, ibunya bisa duduk selonjor, dan dia bisa cari angin. Tidak ada ekspektasi tinggi, paling foto-foto dekat kandang gajah, lalu pulang sore harinya naik Transjakarta.
Tapi manusia suka kalah sama rasa bosan. Di bangku kayu dekat kolam rusa, Feri buka ponsel. Scroll medsos sebentar, lalu masuk ke aplikasi game. Mahjong Ways 2. Teman nongkrong di warung kopi malam-malam pernah bilang game ini lagi bagus. Pola lagi gacor, katanya. Apalagi kalau main sambil rebahan atau duduk di tempat adem. Tidak tahu siapa yang mulai menyebar teori itu, tapi Feri ikut saja. Lagi pula, apa salahnya iseng sebentar sambil tunggu anak selesai minta balon.
Scatter Hitam di Tengah Hiruk Piknik
Awalnya cuma gerakan otomatis. Tekan sekali, tunggu layar berputar. Huruf-huruf mandarin itu jatuh, pecah, muncul lagi. Suara musik khas tetap mengalun meski volumenya kecil. Lalu, layar goyang sedikit. Muncul satu simbol gelap. Lalu dua. Lalu tiga. Scatter hitam. Mata Feri langsung terbuka penuh.
Anak-anak masih main gelembung sabun. Istrinya sedang ngobrol sama ibu-ibu lain yang juga piknik. Feri terdiam, pandangannya lekat ke layar. Wild muncul, free spin jalan, saldo mulai naik perlahan. Tidak gila-gilaan, tapi cukup bikin jantungnya mulai deg-degan. Tiap kali huruf pecah, ada suara efek seperti piring pecah dibungkus emas. Uang digital bertambah. Dan saat putaran selesai, angka di pojok kanan atas menunjuk total: lima belas juta lebih sedikit.
Feri menutup layar pelan-pelan. Pandangannya menerawang ke arah kandang jerapah, tapi pikirannya sudah melayang jauh ke ATM terdekat. Tangannya masih gemetar ringan. Ia tidak teriak, tidak selebrasi. Hanya menyimpan ponsel ke tas. Lalu memanggil anaknya yang sudah mulai rewel minta es krim.
Piknik, Pola Gacor, dan Sedikit Keberuntungan
Bagi sebagian orang, game ini cuma hiburan. Tapi bagi sebagian lain, ia jadi semacam jendela kecil menuju hal-hal yang tidak disangka. Scatter hitam bukan cuma simbol misterius, tapi juga semacam mitos urban. Ada yang bilang dia muncul kalau hati sedang tenang. Ada juga yang percaya harus main pas suhu tubuh turun satu derajat. Aneh, tapi tidak ada yang menyangkal. Karena semua tahu, logika jarang dipakai saat bicara soal keberuntungan.
Feri tidak tahu soal pola 5 turbo – 3 manual – auto 10 yang sering disebut-sebut di grup Telegram. Dia hanya main begitu saja. Duduk adem, angin sepoi-sepoi, anak-anak tertawa. Barangkali itu syarat tidak tertulis: jangan buru-buru, jangan berharap, biarkan scatter datang sendiri. Dan jika datang, biarkan ia memberi apa pun semaunya.
Balik ke Rumah dengan Kantong Lebih Berat
Sore harinya, mereka pulang naik ojek online karena anak-anak keburu lelah. Di perjalanan, Feri cek lagi saldonya. Masih utuh. Belum disentuh. Uangnya belum tahu mau dipakai untuk apa. Mungkin beli sepeda baru buat anak. Mungkin disimpan buat bayar kontrakan bulan depan. Atau mungkin, diam-diam, disisihkan sedikit buat piknik lagi minggu depan. Siapa tahu, bangku taman lain juga bisa bawa rejeki.
Karena di dunia yang makin padat, kadang kita cuma butuh satu tempat duduk nyaman, angin yang tidak menyakitkan, dan sedikit keberuntungan dari layar kecil. Tidak muluk-muluk. Seperti Ragunan dan scatter hitam di tengah hari biasa.